I.
PENDAHULUAN
Perencanaan atau yang sudah
akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat
penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup
kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang
baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang telah direncanakan. Karena lingkungan lembaga pendidikan selalu
berubah seiring dengan perkembangan zaman, maka diperlukan komunikasi dalam hal
sistem perencanaan pendidikan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan,
penyusunan perencanaan, pengawasan, evaluasi, serta perumusan kebijakan yang
sangat memerlukan komunikasi sebagai bahan pendukung pada perencanaan
pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem pendekatan yaitu perencanaan
pendidikan partisipatori. Dalam perencanaan
pendidikan memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan
organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri
sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan.
Hudson menunjukkan 5 teori perencanaan yaitu radikal, advocacy, transactive,
synoptik, dan incremental yang dikatakan sebagai taxonomy.
Dalam makalah ini akan
dibahas beberapa masalah terkait dengan perencanaan pendidikan partisipatori
yang melibatkan beberapa teori perencanaan seperti teori radikal, teori
advocacy, teori transactive, teori sinoptik, teori incremental dan teori SITAR.
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian , Urgensi Dan Ruang Lingkup
Perencanaan
Dalam investorword.com didefinisikan "The process of setting goals, developing strategies, and outlining tasks and schedules to accomplish the goals". Planning adalah
proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan
jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas
dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses
menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan
yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kaufman (1972) sebagaimana dikutip Harjanto, Perencanaan adalah suatu
proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai. Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan sebagai proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan
adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan
bagaiman melakukannya. SP. Siagiaan mengartikan perencanaan adalah keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan
dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Y. Dior berpendapat perencanaan adalah suatu proses penyiapan
seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang , dalam
rangka mencapai sasaran tertentu.
Berbagai pendapat diatas menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses
yang berisi kegiatan-kegiatan berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan,
penentuan dsb. Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan
tertentu. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan
atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki
serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan
secara sistematis dan dan berkesinambungan.
Perencanaan
memiliki urgensi yang sangat bermanfaat dalam hal antara lain;
- Standar pelaksanaan dan pengawasan
- Pemilihan berbagai alternatif terbaik
- Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
- Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
- Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
- Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
- Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
Manfaat
yang lain dari perencanaan adalah;
- Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
- Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
- Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan
- Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana
- Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.
- Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
- Menghindari pemborosan
Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP) dan pengawasan,skala prioritas,
tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja dsb. memungkinkan seluruh personil yang
terlibat dalam organisisasi atau tim akan dapat bekerja lebih transparan dan
penuh tanggung jawab, efektif dan efisien.
Kegiatan perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait
demensi waktu, spasial, dan tingkatan dan teknis perencanaannya. Namun demikian
ketiga demensi tersebut saling kait-terkait dan beriteraksi. Masing-masing
demensi tersebut adalah sebagai berikut;
- Perencanaan dari demensi waktu
Dari demensi waktu perencanaan mencakup; (a) Perencanaan jangka panjang
(long term planning) berjangka 10 tahun keatas, bersifat prospektif, idealis
dan belum ditampilkan sasaran-sarana yang bersifat kualitatif. (b) Perencanaan
jangka menengah (medium term planning) berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan
penjabaran dan uraian rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran
yang diproyksikan secara kuantitatif, meski masih bersifat umum. (c)
Perencanaan jangka pendek (sort term planning) berjangka 1 tahunan disebut juga
perencanaan jangka pendek tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan
(annual opperasional planning)
- Perencaan dari demensi spasial
Perencanaan ini terkait dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal
dengan perencanaan nasional (berskala nasional), regional (berskala daerah atau
wilayah), perencanaan tata ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan
tertentu).
- Perencanaan dari demensi tingkatan teknis perencanaan
Dalam demensi ini kita mengenal istilah (a) perencanaan makro (b)
perencaan mikro (c) perencanaan sektoral (d) perencaan kawasan dan (e)
perencaan proyek. Perencaan makro meliputi peningkatan pendapatan nasional,
tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak,
perbankan dsb. Perencanaan mikro disusun dan disesuaikan dengan kondisi daerah.
Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai
pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif. Perencanaan proyek
adalah perencanaan operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan
apa, dimana, bagaimana dan mengapa.
- Perencanaan demensi jenis
Menurut Anen (2000) sebagaimana dikutip Syaiful sagala meliputi ; (a)
Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning), (b) perencanaan dari bawah
ke atas (botton up planning), (c) perencanaan menyerong kesamping (diagonal
planning), dibuat oleh pejabat bersama dengan pejabat bawah diluar struktur (d)
perencanaan mendatar (horizontal planning), yaitu perencanaan lintas sektoral
oleh pejabat selevel (e) perencanaan menggelinding (rolling planning)
berkelanjutan
mulai rencana jangka pendek,menengah dan panjang.(f) perencanaan gabungan atas
ke bawah dan bawah ke atas (top down and button up planning), untuk
mengakomodasi kepentingan pusat dengan wilayah/daerah.
Dalam kegitan pendidikan lingkup perencanaan meliputi semua komponen
administrasi sekolah dalam hal kurikulum, supervisi, kemuridan, keuangan,
sarana dan prasarana, personal, layanan khusus, hubungan masyarakat, media
belajar, ketata usahaan sekolah dsb. Atau berupa penentuan sasaran, alat,
tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, kesepakatan (commitment)
yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang
B.
Perencanaan Pendidikan
Planning adalah proses
menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal
untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah
planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan
tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan
sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Para Tokoh
mendifinisikan Perencanaan Pendidikan.
1. Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan,
adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan
bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha
yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang
ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
2. Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan
adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan
kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan
kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan
potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik
yang dilayani oleh system tersebut.
3. Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan
adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan
pendidikan.
4. Menurut Albert
Waterson (Don Adam 1975)
Perencanaan Pendidikan
adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan
pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta
keuntungan sosial.
5. Menurut Coombs (1982)
Perencanaan pendidikan
suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan
efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan
masyarakat.
6. Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan
adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan
di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara
optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu
Negara.
Jadi, definisi perencanaan
pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu
proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan
menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai
konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam
bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu
jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului
oleh kegiatan lain.
Secara konsepsional, bahwa
perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses
pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak
komponen yang ikut memproses di dalamnya. Pada hakekatnya perencanaan merupakan
proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai
sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna
mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil
pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan dan berkesinambungan.
C. Teori
dan Konsep
Perencanaan
Menurut Hudson dalam Tanner
(1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental,
transaktif,advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh Tanner
(1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1.
Teori
Sinoptik
Disebut juga system
planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan
model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang
sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi.
Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah,
(b),mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f)
mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
Keunggulannya adalah :
a.
Pada kesederhanaan dalam
metode yang digunakan dan sangat sesuai untuk memecahkan permasalahan yang
bersifat umum.
b.
Perencanaan model ini
bersifat ”keahlian”. Karena itu, seorang perencana dituntut memahami
perencanaan baik dari sisi teknis maupun filosopis.
c.
Pada umumnya, perencanaan
model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak menutup kemungkinan
bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan individu menyesuaikan
kepentingan kelompok.
d.
Karakter
dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni mempertimbangkan
aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga semua masalah ingin coba
diselesaikan.
Kelemahan dalam perencanaan model ini adalah
:
a.
Biasanya kurang dapat
memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi bahwa sumber daya
dapat dicari dan diusahakan.
b.
Pembuat
keputusan dipegang para ahli/perencana, sedangkan masyarakat hanya diberikan
sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk public hearing yang sifatnya
serimonial.
Proses Perencanaan pendidikan synoptik
a.
Pengenalan
praktek lingkungan
b.
Estimasi
ruang
lingkup praktek lingkungan
c.
Klarifikasi
kemungkinan penyelesian
2.
Teori
incremental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja
personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi
perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud
dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan.
Keunggulannya adalah :
a.
Model
perencanaan incremental banyak digunakan saat ini karena tidak memerlukan
banyak informasi data dan dapat dengan cepat dalam pengambilan keputusan.
b.
Model
perencanaan incremental lebih kepada pendekatan yang didasarkan pada
pengalaman-pengalaman perencana dan memiliki porsi rasionalitas yang lebih
kecil dibandingkan pendekatan sebelumnya.
Sedangkan kelemahan perencanaan inkremental
adalah:
a.
perencanaan
inkremental adalah asumsinya bahwa kondisi masyarakat adalah pluralis yang
terdiri dari kelompok-kelompok kecil. Pengkritik paham incremental
memperdebatkan bahwa masyarakat didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang
melakukan kompetisi tidak adil dan tidak demokratis. Dalam hal ini nantinya
kelompok masyarakat pemenang saja yang terwakili dalam perencanaan.
b.
Pendekatan
inkremental tanpa mendasarkan pada efektivitas belanja setiap kegiatan yang
dilaksanakan sehingga kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan
anggaran yang tidak relevan.
Proses hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat
a.
Identifikasi
manusia-manusia sangat penting
b.
Perhatikan
pikiran dan angan-angan dan pemikiran masyarakat
c.
Nilai
biaya
d.
Nilai
hasil
Perkembangan dewasa ini
banyak aktivitas perencanaan dengan menggunakan model inkrementalis. Contoh
dari perencanaan model inkremental adalah dalam penentuan plafon belanja
kota/daerah dengan mengestimasi bahwa kenaikan anggaran belanja berkisar 10
persen pada tahun perhitungan, hal ini mendasarkan pada realisasi anggaran pada
tahun sebelumnya dengan menyesuaikan besarnya inflasi dan jumlah penduduk.
3.
Teori
transactive
Menekankan pada harkat
individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi,
suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke
individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
Keunggulannya adalah :
Pendekatan transactive lebih
pada pengembangan individu dan organisasi diberi penekanan lebih, bukan hanya
berupa pencapaian tujuan yang bersifat spesifik. Proses dialog antarindividu
dan antarlembaga dalam pendekatan ini lebih diutamakan, sementara perencana
berperan sebagai mediator. Hal itu berlawanan dengan pendekatan incremental
yang lebih melekat pada pemikiran ekonomis masing-masing kepentingan individu.
Sedangkan kelemahannya adalah:
Pendekatan transaktif
merupakan pendekatan yang tidak efisien dalam mengakomodasi kebutuhan kelompok
marginal, partisipasi biaya tinggi dan dalam beberapa kasus masyarakat belum
siap dalam rencana jangka panjang.
4.
Teori
advocacy
Menekankan hal-hal yang
bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak
bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi
yang rasional, logis dan bernilai (advocacy = mempertahankan dengan
argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional.
Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh
pemerintah/ atau badan pusat.
5.
Teori
radikal
`
Teori ini menekankan
pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan
sendiri,dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya
tepat dengan kebutuhan.Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi
maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah
yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu
kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal
menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu
pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6.
Teori
SITAR
Merupakan gabungan kelima
teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini
menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori
ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat
perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S
terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru
ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu
sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas
mempunyai persamaan dan pebedaannya.
Persamaannya:
a.
Mempunyai
tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
b.
Mempunyai
obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
c.
Mempunyai
beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal
walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
d.
Mempertimbangkan
dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Perbedaannya adalah :
a.
Perencanaan
sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah
dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan
aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan
komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan
perencanaan yang lain.
b.
Perencanaan
incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat
bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti
kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung
revolusioner.
c.
Perencanaan
transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui
proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini
kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan
Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
d.
Perencanaan
advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil
dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis
dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan sosial
e.
Perencanaan
Radikal seakan-akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan
tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan
incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan-aturan
yang ada baik akademis / metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.
III.
KESIMPULAN
Dari berbagai pemaparan
diatas dapat kita ambil kesimpulan dan point penting antara lain ;
1.
Perencanaan
adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan
agama islam,mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur'an yang
menekankan hal tersebut.
2.
Diantara pengertian perencanaan adalah suatu
proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan
jadwal untuk mencapai tujuan.
3.
Diantara
urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk mencapai
tujuan masa datang.
4.
Ruang
lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan
teknis perencanaan.
5.
Teori
perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi,
dan radial
6.
Diantara
teri-teori itu yang dipakai karena sejalan dengan konsep sistem ialah teori
synoptic atau analisis sistem dan
7.
teori
incremental . Kedua teori ini memakai pendekatan sistem, yang satu melaksanakan
secara keseluruhan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
8.
Pendekatan
(strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidikan antara lain
pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan
ketenagakerjaan (manpower approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit),
pendekatan cost eefectiveness, dan pendekatan terpadu.
9.
Perlu
komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi,
saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran.
Jakarta : Rineka Cipta.
Pidarta, Made. 2005. Perencanaan
Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem.
Jakarta : Rineka Cipta.
Prasetyo
B Agus. 2010. Teori Perencanaan Barclay Hudson – Sinoptik,
Inkremental dan Transaktif.
http://agusbe-pe.blogspot.com/2010/11/teori-perencanaan-barclay-hudson.html.
diakses 22 November 2010
Renggani. 2008. Makalah Perencanaan Pendidikan. http://renggani.blogspot.com/2008/03/makalah-perencanaan-pendidikan.html. diakses 20
Maret 2008
Sagala,syaiful. 2007. Managemen
Strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Bandung : Alpabeta.
Usman, Husaini. 2006. Teori,
Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Harjanto. 2008, Perencanaan Pengajaran. Jakarta
: Rineka Cipta.
Sagala,syaiful. 2007, Managemen Strategik dalam
meningkatkan mutu pendidikan.Bandung :
Alpabeta.
Usman, Husaini, 2006, Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan; Bumi Aksara, Jakarta.
Pidarta, Made. 2005, Perencanaan Pendidikan
Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem. Cet. 3 ; Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar